Strategi Bertutur Menurut Brown dan
Levinson, yaitu:
1.
Bertutur terus terang tanpa basa-basi
Contoh: “Pakaianmu
terlalu mencolok.”
Konteks: dituturkan
oleh seorang wanita kepada temannya saat akan pergi ke pesta.
2. Bertutur terus terang dengan basa-basi kesantunan
positif
a. Perhatikan minat dan perhatian petutur
Contoh: “Anda menyukai baju ini, Bu?”
Konteks: ditutukan oleh seorang penjaga toko kepada
seorang wanita yang sedang melihat-lihat baju yang ia jual.
b. Lipatgandakan persetujuan kepada petutur
Contoh: “Saya setuju dengan usul Anda, dan akan
lebih setuju lagi apabila kita menambah peserta.”
Konteks: dituturkan oleh seorang panitia lomba
kepada temannya yang mengusulkan untuk mengubah konsep acara.
c. Intensifkan perhatian kepada petutur
Contoh: “Saya akan memperhatikan pekerjaan Anda.”
Konteks: dituturkan oleh seorang manajer kepada
karyawannya yang pemalas.
d. Gunakan penanda identitas kelompok yang
sama
Contoh: “Kamu dan Aku, sama-sama berasal dari daerah
yang sama. Jadi seharusnya kita kompak.”
Konteks: dituturkan oleh seorang mahasiswa kepada
temannya yang mengajaknya bertengkar.
e. Mencari kesepakatan
Contoh: “Bagaimana jika Anda menambahkan sedikit
harga belinya?”
Konteks: dituturkan seorang penjual kepada
pembelinya yang menawar barang dagangannya.
f. Menghindari ketidaksetujuan
Contoh: “Sebaiknya kita bahas kembali konsep
penjualan properti ini, agar tidak ada diantara kitayang dirugikan.”
Konteks: dituturkan oleh seorang agen properti
kepada calon pembeli.
g. Menegaskan kesamaan latar
Contoh: “Tahukah Anda? Ternyata kita berasal dari
kota yang sama!”
Konteks: dituturkan oleh seorang pria kepada
kenalannya.
h. Bergurau
Contoh: “Saya tahu, saya bisa saja menusuk anda.”
Konteks: dituturkan oleh seorang mahasiswa yang
bercanda kepada temannya.
i.
Nyatakan
bahwa pengetahuan dan keinginan kita sama dengan petutur
Contoh: “Apa yang Anda katakan, sama dengan apa yang
saya pikirkan.”
Konteks: dituturkan oleh seorang pria kepada rekan
kerjanya.
j.
Menawarkan
atau berjanji
Contoh: “Bagaimana kalau kita bahas masalah ini
besok?”
Konteks: dituturkan oleh Olla kepada Fadli mengenai
tugas mereka.
k. Menjadikan optimis
Contoh: “Saya yakin, proyek kita ini akan sukses.”
Konteks: dituturkan oleh seorang karyawan kepada
bosnya mengenai proyek mereka yang baru.
l.
Melibatkan
petutur dalam satu kegiatan dengan penutur
Contoh: “Maukah Anda ikut memancing bersama saya
Minggu besok?”
Konteks: dituturkan oleh seorang pria kepada
temannya untuk mengajaknya memancing.
m. Berikan alasan
Contoh: “Bukannya saya menolak, akan tetapi anak
saya sakit. Sehingga saya harus membawanya ke dokter.”
Konteks: dituturkan oleh seorang pria kepada
temannya yang mengajaknya main golf.
n. Nyatakan saling membantu
Contoh: “Apabila Anda membantu saya menyelesaikan
tugas saya, saya akan membantu Anda menyelesaikan proposal Anda.”
Konteks: dituturkan oleh Fikri kepada temannya.
o. Berikan hadiah kepada petutur
Contoh: “Ini ada sedikit bingkisan kecil untuk
Anda.”
Konteks:
dituturkan oleh pria yang baru saja pulang dari luar negeri kepada temannya.
3. Bertutur dengan basa-basi kesantunan
negatif.
a. Nyatakan tuturan tidak langsung secara
konvensional
Contoh: “Kata Ayu, Bapak mencari saya?”
Konteks: dituturkan oleh ketua kelas kepada
dosennya.
b. Gunakan pagar
Contoh: “Saya sebenarnya ingin meminta anda membantu
saya.”
Konteks: dituturkan oleh seorang mahasiswa kepada
temannya untuk membantunya mengerjakan tugasnya.
c. Nyatakan kepesimisan usaha Anda
(keseganan) kepada petutur
Contoh: “Saya tidak yakin program kerja kita akan
berjalan lancar.”
Konteks: dituturkan oleh seorang pria kepada
temannya sesama anggota suatu oranisasi.
d. Minimalkan beban atau paksaan kepada
petutur
Contoh: “Biar saya saja yang menelepon Bapak
direktur.”
Konteks: dituturkan oleh seorang karyawan kepada
rekan kerjanya.
e. Berikan penghormatan
Contoh: “Silakan, Bapak masuk terlebih dahulu”
Konteks: dituturkan oleh seorang bawahan kepada
atasannya saat akan masuk mobil.
f. Minta maaf
Contoh: “Maafkan atas keterlambatan saya.”
Konteks: dituturkan oleh seorang pria kepada
temannya yang menunggu di suatu tempat.
g. Gunakan bentuk impersonal (hindari kata saya dan kamu)
Contoh: “Anda yakin ingin melakukannya?”
Konteks: dituturkan oleh seorang pria kepada
temannya ketika temannya ingin bolos kerja.
h. Gunakan pernyataan yang berlaku umum
Contoh: “Biasanya semua orang saling bergotong
royong menyukseskan acara ini.”
Konteks: dituturkan oleh seorang panitia acara
kepada temannya sesama panitia.
i.
Penominaan
tindakan
Contoh: “Kelakuanmu harus di meja hijaukan.”
Konteks: dituturkan oleh seorang bos kepada
karyawannya yang berbuat kesalahan.
j.
Nyatakan
penutur berhutang budi kepada petutur
Contoh: “Bingkisan ini belum seberapa dibandingkan
dengan pertolongan Bapak kepada saya.”
Konteks:
dituturkan oleh seorang pengusaha kepada temannya yang telah menolongnya saat
perusahaanya akan bangkrut.
4. Bertutur samar-samar
a. Gunakan isyarat
Contoh: “Kamu harus ke sana!”
Konteks: dituturkan oleh seorang Ibu kepada anaknya
yang ingin bermain dengan menunjuk tempatnya.
b. Gunakan petunjuk-petunjuk asosiasi
Contoh: “Jangan samakan aku dengan tikus kantor!”
Konteks: dituturkan oleh seorang pria kepada rekan
kerjanya yang menuduhnya korupsi dan mencuri alat-alat kantor.
c. Gunakan praanggapan
Contoh: “Menurut saya, dialah pelaku sebenarnya.”
Konteks: dituturkan oleh seorang karyawan yang
dituduh mencuri kepada temannya.
d. Nyatakan diri Anda kurang dari kenyataan
yang sebenarnya
Contoh: “Anda terlalu berlebihan, saya tidak seperti
yang mereka katakan.”
Konteks: dituturkan oleh seorang pria kepada kenalannya
yang memuji kinerjanya di kantor.
e. Nyatakan keadaan petutur lebih dari
kenyataan yang sebenarnya
Contoh: “Orang bilang, anda pintar. Menurut saya,
anda bukan saja pintar, tetapi juga cakap dalam bekerja.”
Konteks: dituturkan oleh seorang karyawan kepada
rekan kerjanya yang baru.
f. Gunakan tautology
Contoh: “Saya melihat apa yang anda lakukan dengan
mata kepala saya sendiri.”
Konteks: dituturkan oleh seorang karyawan kepada
temannya yang kedapatan mencuri alat-alat kantor.
g. Gunakan kontradiksi
Contoh: “Abang saya adalah anak tunggal.”
Konteks: dituturkan oleh seorang bocah kepada
temannya.
h. Jadikan ironi
Contoh: “Tugasmu rapi sekali, sampai-sampai saya
tidak bisa membacanya.”
Konteks: dituturkan oleh seorang dosen kepada
mahasiswanya yang tulisannya jelek sekali.
i.
Gunakan
metaphor
Contoh: “Kasihku, engkau bagaikan rembulan yang
menerangi malamku.”
Konteks: dituturkan oleh seorang pria yang merayu
kekasihnya.
j.
Gunakan
pertanyaan retoris
Contoh: “Zaman sekarang ini, semuanya harus dengan
uang. Lagipula, siapa di dunia ini yang tidak butuh uang?”
Konteks: dituturkan oleh seorang pria kepada pria
lain yang meminta pertolongannya.
k. Jadikan pesan ambigu
Contoh: “Jangan lewat situ, orang malas lewat Gang
Senggol!”
Konteks: dituturkan oleh seorang anak kepada
temannya yang baru pertama kali mengunjungi rumahnya.
l.
Jadikan
pesan kabur
Contoh: “Anda ingin apa?”
Konteks: dituturkan oleh seorang pramusaji kepada
tamu tempatnya bekerja.
m. Generalisasikan secara berlebihan
Contoh: “Apa yang Anda lakukan seharusnya dilakukan
berpuluh-puluh orang!”
Konteks: dituturkan oleh seorang bos kepada
karyawannya yang marah karena karyawannya mengerjakan tugasnya sendirian.
n. Alihkan posisi petutur
Contoh: “Andai saya rajin bekerja, pasti saya yang
menjadi bos Anda.”
Konteks: dituturkan oleh seorang karyawan kepada
temannya yang naik pangkat.
o. Jadikan tuturan tidak lengkap atau ellipsis
Contoh: “Apabila kamu memang menginginkanku, maka
buktikan … padaku.”
Konteks: dituturkan oleh seorang wanita kepada
kekasihnya untuk meminta keseriusannya.
5. Bertutur dalam hati
Contoh: “Andai saja aku
menyatakan cintaku kepadanya sdari dulu,” bisiknya dalam hati.
Konteks: dituturkan
oleh seorang wanita dalam hati yang merasa kecewa pria yang ia cinta memilih
wanita lain.