Dalam
melakukan kritik sastra, harus barangkat dari suatu pola pikit tertentu yang
dirumuskan secara matang agar hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan. Hal ini
penting, karena karya sastra dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Cara
memandang dan mendekati objek dengan titik pandang tersebutlah yang disebut
pendekatan. Secara teoritis, pendekatan adalah asumsi dasar yang dijadikan
pegangan menilai sesuatu. Di dalam menjalankan kritik sastra, dikenal beberapa
pendekatan, salah satunya adalah pendekatan stilistika.
A.
Pengertian Pendekatan Stilistika
Pendekatan stilistika
di dalam kritik sastra bertolak dari pandangan bahwa isi pokok karya sastra itu
ada dua, yang pertama adalah bahasa dan kedua adalah isi yang berupa tema,
pemikiran, dan falsafah. Pendekatan stilistika menganut paham bahwa unsur pokok
sastra adalah bahasa. Bahasa yang digunakan dalam karya sastra itu mempunyai
kaitan pula dengan sastrawan. Sastrawan mengerahkan kemampuan dan kreativitas
masing-masing dalam menciptakan karya mereka. Dengan kata lain, pendekatan
stilistika berarti asumsi dasar yang digunakan oleh kritikus dalam menilai
suatu karya sastra ditinjau dari segi kebahasaannya.
B.
Prinsip Pendekatan Stilistika
Seorang peneliti yang
ingin menggunakan pendekatan stilistika dalam menguraikan sebuah karya sastra,
harus menguasai dengan baik konsep-konsep linguistik. Konsepsi dan kriteria pendekatan
stilistika dalam kritik sastra adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan stilistika memberikan
perhatian utama terhadap tampilan bahasa di dalam karya sastra. Hal-hal yang
terkait, yaitu:
a.
Bentuk
dan variasi kalimat, klausa, frase, kata, bunyi, dan majas.
b.
Bentuk-bentuk
penyimpangan dari struktur bahasa natural.
c.
Manipulasi
bunyi, kata, ungkapan, frase, kalimat, dan wacana dalam penciptaan gaya.
d.
Pilihan
kata yang tepat.
e.
Pencampuran
berbagai gaya dalam suatu karya sastra.
f.
Analisis
pemakaian kata dalam kalimat, kalimat dalam paragraf, dan paragraf dalam
wacana.
g.
Pemakaian
dialek daerah atau ragam bahasa nonformal.
h.
Aspek
makna.
2. Pendekatan stilistika memberikan
perhatian penuh kepada kemampuan dan kreativitas pengarang. Hal-hal yang harus
diperhatikan, yaitu sebagai berikut:
a.
Memperhatikan
ciri khas atau gaya personal pengarang.
b.
Memperhatikan
corak dan pancaran bakat kepengarangan.
c.
Analisis
ciri khas kepengarangan tersebut kemudian dikaitkan dengan kelompok pengarang
pada periode tertentu.
d.
Analisis
tersebut juga dapat dilakukan untuk melihat kemungkinan terjadinya perubahan
gaya pada seseorang yang menjalankan profesi dalam jangka waktu yang panjang.
3. Pendekatan stilistika juga memberikan
perhatian terhadap analisis wacana. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah
sebagai berikut:
a.
Dalam
menganalisisnya, cukup yang hanya terkait dengan aspek pemakaian bahasa.
b.
Cara
pengembangan narasi dalam fiksi
c.
Cara
pengembangan pola deskriptif dalam fiksi.
d.
Cara
pengembangan baris dalam larik, larik dalam puisi.
e.
Hubungan
antarkalimat dalam wacana.
4. Pendekatan stilistika juga dikaitkan
dengan analisis perwatakan. Hal ini penting, karena bahasa mempunyai kaitan
dengan karakter tokoh. Selain itu, perwatakan atau perilaku pengarang juga
senantiasa tercermin dari bahasa yang digunakan.
5. Pendekatan stilistika juga terkait
dengan pemahaman pembaca. Hal itu disebabkan adanya pandangan bahwa
keberhasilan sebuah komunikasi tidak diukur dari segi pembicara (sastrawan),
tetapi diukur dari penerimaan khalayak pembaca. Bila terjadi kesukaran
pemahaman pada pembaca, maka harus dicari faktor penyebabnya. Resepsi pembaca
yang terganggu mungkin disebabkan kelemahan pembaca itu sendiri atau mungkin
terjadi karena kesalahan penulis dengan karyanya.
C.
Hal-hal yang Dianalisis dengan Pendekatan Stilistika
Kaitannya dengan kritik
sastra, kajian stilistika digunakan sebagai metode untuk menghindari kritik
sastra yang bersifat impresionisdan subyektif. Melalui kajian stilistika ini,
diharapkan dapat memperoleh hasil yang memenuhi kriteria obyektifitas dan
keilmiahan. Pada kritik sastra, prosedur analisis yang digunakan dalam kajian
stilistika, diantaranya: analisis aspek dalam gaya bahasa, analisis aspek-aspek
kebahasaan, serta analisis gagasan makna yang dipaparkan dalam karya sastra.
Hal-hal yang dianalisis
dengan pendekatan stilistika, antara lain:
1. Analisi aspek bunyi dan fonem, hal
tersebut biasa dilakukan terhadap puisi yang banyak memanfaatkan bunyi-bunyi
untuk mencapai keindahannya, serta dalam fiksi yang menggunakan permainan
bunyi.
2. Analisis pilihan kata. Pilihan kata yang
tepat dengan pemakaian yang tepat memberi pengaruh yang besar terhadap
penciptaan gaya dan keindahan gaya.
3. Analisi aspek kalimat. Dalam kaitan
dengan kalimat, yang harus diperhatikan adalah penggunaan berbagai variasi
kalimat dengan menyesuaikannya dengan suasana dan kondisi peristiwa. Begitu
pula dengan aspek deviasi atau penyimpangan di dalamnya.
4. Analisi aspek wacana. Sebelum menganalisis dari aspek wacana, perlu
pemisahan antara wacana fiksi, wacana puisi, serta wacana drama. Sebab,
ketiganya mempunyai struktur fisik yang berbeda.
5. Aspek semantik. Aspek semantik juga
perlu dianalisis menggunakan pendekatan stilistika, sebab terkadang penggunaan
bahasa di dalam karya sastra sukar dipahami atau ditangkap maknanya.
6. Analisis unsur dramatisasi bahasa.
Bahasa yang didramatisasi biasa disebut bahasa figuratif, bahasa kias, atau
majas.
7. Gaya personal pengarang atau penyair.
Pengarang atau penyair merupakan pelaku utama terciptanya sebuah karya sastra.
Apapun yang tampak dalam sebuah karya sastra, baik bentuk maupun isi, adalah
buah tangan sastrawan. Bila sebuah karya sastra dinilai baik atau buruk, maka
penilaian itu akan membias pada penulisnya.
Dengan kata lain,
hal-hal yang dianalisis menggunakan pendekatan stilistika dapat bersifat
fonologis (pola bunyi bahasa, mantra, rima), sintaksis (tipe struktur kalimat),
leksikal (diksi, frekuensi penggunaan kelas kata tertentu), atau retoris
(majas, citraan).